Music Player

Wednesday 11 December 2013

Dwitasaridwita

"Yang datang dengan mudah, jarang bertahan lama. Yang bertahan lama, tak akan datang dengan mudah."

Dwitasaridwita

"Dia banyak fansnya dan aku hanya sebagian kecil dari banyak orang yang ingin memerhatikan dia"

Dwitasaridwita~

Apakah kita saling merindukan? atau aku yang merindu sendirian?

Nobody Perfect hehe

Firasat ku kita gaakan bisa berhubungan lagi...
Mungkin itu benar...
Mungkin ini salahku...
Maafkan aku ya tentang dulu...
Semua ini aku sesali...
Aku sudah membohongi semua pria...
Mulut ini emang ke yang lain
Tapi, hati tidak bisa berkata apa-apa

Mungkin, engkau akan terkejut saat aku minta maaf kepadamu
Kata-kata yang terucap dari mu masih teringat dibenakku
Malam minggu kita ketemu
Melepas rindu dalam benakku
Mungkin itu dulu..

Sms denganmu, bercandaan mu..
Yang selalu ku ingat
Waktu ku pulang kekampung
Dirimu juga, sampai-sampai aku bilang kita jodoh
Tapi, setelah beberapa bulan engkau menghilang

Engkau cuman mengucapkan happy brithday kepadaku
Setelah itu, engkau pergi
Aku kebingungan mencari nomor mu
Dan sekarang aku message disosial media
Aku canggung mau jawab apa

Mungkin engkau bisa pergi jauh dariku, tapi
Aku tidak bisa pergi jauh darimu
Maafkan aku, yang dulu menyakitimu...

I Love You

Huh, senyumanmu...

Tak ada tempat aman untuk sembunyikan senyummu. Pada bungakah? 
Kupu-kupu datang, dan aku melihat senyummu memancar anggun. Pada daun? 
Angin berhembus, senyummu menari ke kanan dan ke kiri. Pada gerimis? 
Ah, matahari justru mengubahnya jadi pelangi. 
Semakin nampak betapa indahnya engkau tersenyum.
Tak ada tempat aman untuk sembunyikan senyummu. 
Bahkan ketika bibirmu rapat seribu bahasa dan hening mengunci setiap suara. 
Sunyi hanya memberi kesempatan pada kata untuk membebaskan diri dan menemukan isyarat pada relief tatapanmu. 
Dan di sudut matamu yang kuntum, aku melihat betapa indahnya engkau tersenyum.

Maka berikan saja senyummu itu padaku.
Tanpa malu-malu, tanpa ragu-ragu....
dan pasti akan aku simpan didalam hatiku
selamanya...

Want to know :')

Sepercik cinta yang dulu hangatkanku
Kini menjadi kobaran pilu yang membakar hatiku

Setitik kasih yang dulu sejukkanku
Kini menjadi lautan resah yang menenggelamkan renungku

Puisi kesedihan menjadi tempatku bercurah
Walau mungkin perasaan ini masih membuncah

Puisi kesedihan kini tempatku mengeluh
Mengeluh untuk hatiku yang lusuh

Surat Untuk Seorang Ayah

ayah…
mungkin kau bukanlah ayah yang terbaik didunia ini
mungkin engkau bukan ayah yang tau cara mengajar anakmu dengan sempurna seperti seorang guru di kelas
mungkin engkau bukan ayah yang ahli teori psikologis, yang tau bahwa tak baik memukul anaknya dengan sapu ketika anaknya nakal
mungkin engkau bukan ayah yang memiliki pekerjaan terbaik untuk memenuhi semua kebutuhan dan keinginan anak-anaknya
mungkin saja engkau menyesali betapa cepatnya engkau meninggalkan kami
mungkin pula dari kejauhan sana engkau kerap kali kesal dan marah atas kebodohan dan kesalahan kami yang berulang-ulang, atau…
mungkin engkau hanya bisa memberi kami warisan nasihat dan ajaran-ajaran bukannya warisan materi seperti keluarga-keluarga diluar sana
mungkin...
tetapi..
kami anak-anakmu tahu pasti
kami tahu pasti ketika kau memaksa kami anak-anakmu belajar, engkau ingin kami melebihi pencapaianmu
kami tahu pasti ketika gagang sapu menyakiti kami, hati kami tak tersakiti, karena engkau hanya ingin mengajarkan akan rasa hormat dan tunduk pada orang tua agar kami menjadi orang baik dan lebih baik lagi
kami tahu pasti, ditengah-tengah keterbatasan materi, engkau tetap membanting tulang, memeras keringat dan melakukan semua upaya untuk memastikan keluargamu tetap makan, tetap sehat dan anak-anakmu tetap sekolah
kami tahu pasti bahwa ketika Tuhan memanggilmu, kami diberikan sosok malaikat lain yaitu mama, istrimu yang luar biasa hebat itu
dan kami juga tahu bahwa kepergianmu adalah yang terbaik untuk kita semua, bukankah kita semua percaya bahwa rencanaNya bukanlah rencana kegagalan
kami juga tahu pasti bahwa entah bagaimanapun cinta dan kasihmu selalu ada bagi kami walau sosokmu tak lagi ada disamping kami
dan kami menyadari bahwa ajaran, nasihat dan doamu pada kami adalah modal berharga dalam hidup ini melebihi materi
kami pun tahu bahwa kesalahan dan kebodohan-kebodohan itu adalah proses hidup yang mendewasakan kami disamping nasihat-nasihatmu dulu
mungkin semua yang telah kami capai saat ini belum maksimal
namun kami harap cita-citamu atas anak-anakmu ini telah tercapai
walaupun engkau tak dapat menikmatinya dan berbagi kebahagiaan dengan kami disini,
tapi kami selalu berharap semoga lukisan hidup yang kami buat bisa membuatmu bangga dan tersenyum di surga sana
kami selalu merindukanmu, ayah
kami selalu menyayangimu
dan mencintaimu 
ayah…tahukah engkau? bahwa aku selalu ingat dan rindu masa-masa mencium tangan dan pipimu sebelum dan berangkat sekolah?